twitt

Minggu, 21 Desember 2014

KESAKTIAN SABUK MANGIR




berikut ini adalah bacaan mantra yang biasa dibaca untuk menarik hati lawan jenis. Namun sebelum membacanya, seorang pelaku harus melakukan serangkaian persiapan khusus agar kekuatan mantra bisa efektif. Persiapan itu antara lain puasa mutih serta mandi kembang.

Bismillahir rahmanir rahim
Niat isun mataji Sabuk Mangir
Lungguh isun lungguhe Nabi Adam
Hang sapa ningali lungguh isun iki
Ya isun iki lungguhe Nabi Adam... dst

 
Kedahsyatan mantra sabuk mangir diyakini mampu membuat siapa saja yang terkena akan terikat dan tak berkutik. Karea itu mantra ini diyakini banyak dipakai para penari gandrung agar tetap dicintai penggemar. Mungkin bagi sebagian masyarakat, saat mendengar kata suku Osing, akan terbesit bayangan kengerian tentang dahsyatnya ilmu santet. Sebab suku asli Banyuwangi ini memang hamper selalu diidentikkan dengan kekuatan ilmu santet. Ilmu yang selama ini digunakan untuk mencelakai orang lain dari jarah jauh dengan cara gaib.

Namun kenyataannya,sesungguhnya tidak demikian.Sebab istilah santet sejatinya tidak hanya berkonotasi negative. Apalagi khusus untuk masyarakat Osing di Banyuwangi.

Ada banyak tujuan yang dimiliki seseorang saat mengirim ilmu santet. Namun memang dari sekian banyak yang terjadi di masyarakat, tujuan yang negatif jauh lebih banyak, sehingga kemudian konotasi negative melekat pada ilmu ini. Khusus untuk masyarakat Osing yang terkenal dengan kesenian gandrungnya ini, ada sejenis ilmu santet yang selama ini identik dengan kelompok ini yaitu SABUK MANGIR.

SABUK MANGIR sendiri adalah sejenis ilmu pellet yang bisa dipakai untuk membuat orang lain tergila2 pada seseorang. Dan ilmu ini biasanya banyak diterapkan oleh para penari gandrung. Tujuannya tentu agar tetap digemari orang banyak, meski usianya sudah tua. Karena itu jangan heran jika saat menyaksikan pertunjukkan tari gandrung, kita akan mendapati penonton yang begitu tergila2 ingin menari bersama, meskipun si penari secara fisik sudah tidak menarik lagi.

Istilah SABUK MANGIR sendiri diambil dari nama salah satu desa di Banyuwangi, yaitu Desa Mangir. Sedangkan kata sabuk diibaratkan bahwa siapapun yang terkena ilmu ini akan melekat seperti terikat oleh sabuk. Sehingga akan sulit untuk dipisahkan.

Ilmu SABUK MANGIR biasanya akan diterapkan dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa mantra ucap. Artinya mantra dari ilmu ini dibaca dengan keseriusan dan kekhusyuan sebelum menjalankan aktifitas yang terkait dengan mantra tersebut yaitu menari gandrung.

Tapi ada pula yang mencampurkan mantra itu dalam bedak yang dipakai. Untuk hal yang satu ini biasanya akan dilakukan ritual khusus pada bedak si penari, yang dilakukan oleh para dukun setempat. Dengan memakai bedak yang telah dirapal mantra tersebut, maka siapa saja yang melihatnya, pasti akan tertarik. Karena wajah akan terlihat berseri2 dan cantik.

Biasanya mantra itu diisikan pada bedaknya. Tujuannya tentu agar si penari bisa kelihatan menarik. Tapi banyak juga yang menyimpan mantra itu dalam bentuk rajah yang dituliskan diatas jimat. Selanjutnya jimat itu dibawa saat pentas. Dengan jimat itu, maka si penari akan mampu memikat penonton untuk ikut menari bersama. Yang tentunya bisa mendatangkan banyak uang dari saweran yang diberikan penonton.

Trend pengalihan penggunaan mantra menjadi bentuk jimat, maka seorang penari tidak perlu lagi repot2 harus melakukan ritual khusus. Jimat yang ada tinggal dibawa dan disimpan di balik pakaiannya, dan kekuatan jimat itu akan bekerja.

Namun demikian, masih banyak pula yang memilih cara lama yaitu dengan merapal mantra itu di setiap kali akan tampik, Hal ini karena ada keyakinan dengan merapal mantra secara langsung bisa lebih meningkatkan kekuatan mantra tersebut, Sehingga tentu hasilnya akan lebih nyata.